Makalah Komunikasi Kesehatan

Bab I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk social. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi. 
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu buram, tidak dapat dipahami dan bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Jika anda ditanya, apakah komunikasi itu? Apa yang terjadi jika sejumlah orang bertemu dan berinteraksi? Ketika anda mencoba menjawab kedua pertanyaan itu, maka sebenarnya anda tengah menyusun sebuah komunikasi. Kedua pertanyaan itu tampak mudah, bahkan orang awam yang bukan ahli pun dapat memberikan jawaban menurut sudut pandangnya.
Walaupun orang telah mempelajari komunikasi sejak zaman purbakala, namun perhatian terhadap pentingnya komunikasi baru muncul belakangan, yaitu pada awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan, munculnya peran komunikasi sebagai penemuan revolusioner (revolutionary discovery) yang sebagian besar disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi, seperti radio, televisi, telepon, handphone, satelit, dan jaringan computer.
Lalu apa itu komunikasi? Komunikasi adalah proses social di mana individu-individu menggunakan symbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Komunikasi tak lain adalah proses take and give berbagai makna diantara dua person. Dan seperti apa komunikasi kesehatan itu sendiri? Maka kita akan membahas secara singkat dan spesifik dalam pembahasan “Pengelolaan Pesan dalam Komunikasi Pesan”.
1.1  Latar Belakang
Apa yang menjadi tugas adalah merupakan latar belakang penyusunan makalah ini, sehingga selain menggugurkan kewajiban sebagai mahasiswa tentu juga akan menambah wawasan saya sebagai mahasiswa dan melatih dalam pembuatan tulisan/karya ilmiah dimulai dengan pembuatan makalah sederhana namun sarat ilmu pengetahuan.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu isi media?
2.      hakikat pesan.
3.      kategori fungsi isi pesan.
4.      Tekhnik pengelolaan pesan.
5.      Pesan verbal dan non verbal?



BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui seperti apa pengelolaan pesan dalam komunikasi kesehatan, maka akan kita akan membahas sedikit tentang apa itu komunikasi kesehatan. komunikasi kesehatan adalah :
  1. Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yangg dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan.
  2. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan praktek yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
  3. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.
  4. Seni dan tehnik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud mempengaruhi dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai peraturan ataupun sebagai organisasi dikalangan audiens yg mengatur perhatian terhadap kesehatan.
  5. komunikasi kesehatan meliputi informasi ttg pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yg sejauh mungkin mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dgn mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.
  6. proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialoh dua arah yg didalamnya ada suasana interaktif, ada pertrukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan, juga merupakan tehnik dari pengirim dan penerima utk memperoleh informasi mengenai kesehatan yg seimbang demi memperbaharui pemahaman bersama.
2.1  Apa itu isi media?
Jika kita mengikuti (mendengar, membaca, menonton) pesan atau informasi kesehahtan yang ditampilkan melalui media massa maka muncul satu pernyataan pokok sekitar pola isi. Memang harus diakui bahwa ada perbedaan tanggapan atas pesan dan komunikator. Masyarakat kira lebih suka atau percaya pada siapa yang mengatakan pesan, dan bukan pesan itu sendiri. Di sini sebenarnya menunjukkan bahwa pesan berhubungan dengan komunikator.
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan Message, content, atau information.
Isi pesan dapat berupa ide/gagasan, perintah, informasi, dan ungkapan perasaan. Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat dipahami (decodable) oleh komunikan secara utuh dan tidak menimbulkan bias atau distorsi pesan. Pesan yang disampaikan pada proses komunikasi mungkin tidak dapat ditangkap dengan utuh oleh komunikan, dipersepsikan secara keliru oleh komunikan (terdistorsi) atatau bahkan tidak dapat ditangkap sama sekali oleh komunikan (Tamsuri;2005).

2.2  Hakikat pesan

Hakikat pesan adalah sifatnya yang abstrak. Anda tidak tahu apa yang ada di benak seseorang sampai dia  mewujudkan pesan yang abstrak itu menjadi konkrit.
Untuk mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkrit,  manusia dengan akal budi menciptakan sejumlah lambang komunikasi.
Pesan disampaikan manusia kepada manusia lain guna memenuhi dorongan motif komunikasi. Karenanya, mari kita definisikan pesan sebagai hasil penggunaan akal budi manusia untuk mewujudkan motif komunikasi.
Sedangkan lambang komunikasi adalah simbol/tanda/kode/sandi yang digunakan manusia untuk mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkrit dalam usaha mewujudkan motif komunikasi.  Artinya, lambang komunikasi adalah wujud konkrit dari pesan. Lambang komunikasi dapat dibedakan atas yang umum dan yang khusus.
Lambang komunikasi umum digunakan untuk tujuan umum,  dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Intonasi suara, mimik, gerak-gerik,  bahasa lisan, dan bahasa tulisan  adalah contohnya.
Rangkaian lambang komunikasi dalam satu sistem sehingga membentuk makna bagi masyarakat penggunanya disebut bahasa. Maka, rangkaian lambang komunikasi suara   lazim disebut parabahasa, sedangkan mimik dan gerak-gerik disebut bahasa tubuh. Ringkasnya,  berbagai pesan yang dipertukarkan  antarmanusia bisa disajikan dalam sekedar lambang   atau juga dalam  bahasa.
Selain yang umum, dikenal juga lambang komunikasi khusus, hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus,  tertentu pada salah satu bidang kehidupan. Sederhananya, diluar parabahasa, bahasa tubuh, bahasa lisan, dan bahasa tulisan  disebut sebagai lambang komunikasi khusus.
Contohnya  adalah warna, gambar, nada, bau-bauan, dan sejenisnya. Misalnya untuk warna: merah, kuning, hijau. Pada bidang lalu lintas,  pesan yang disampaikanya adalah: stop, hati-hati, dan jalan. Urutan warna yang sama, dalam bidang politik, berturut-turut  adalah  PDIP,  Golkar,  PPP.  Sedangkan pesan yang sama, dalam lambang komunikasi gambar  adalah: banteng, beringin, dan kabah.
Lambang komunikasi nada, dalam komunikasi lalu lintas laut, lazim berupa morse.  Jadi, guna memenuhi tuntutan motif komunikasi, manusia menyampaikan pesan dalam berbagai bentuk lambang komunikasi dan/atau bahasa.
Begitu pula dalam pengelolaan pesan dalam komunikasi kesehatan, lambang dan bahasa sebagai pesan yang disampaikan kepada masyarakat haruslah yang sesuai dengan keilmuan dan pemahaman mereka, sehingga akan lebih mudah untuk mereka pahami dan tentunya akan mudah juga untuk mereka implementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana tujuan mengapa pesan itu disampaikan.
2.3  Kategori fungsi isi pesan
Ada beberapa kategori dari fungsi/ isi pesan yang disampaikan dalam komunikasi kesehatan, yang antara lain sebagai berikut ini :
a.       Fungsi mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya tentang dunia sekeliling kita, memperingatkan bahaya penyakit menular, bahasa PMS, bahasa HIV/AIDS, dan lain-lain.
b.      Fungsi korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat audiens menghubungkan peringatan tersebut dengan pengawasan lingkungan di atas.
c.       Transmisi, isi mengalihkan norma masyarakat dalam perlbagai cara.
d.      Hiburan, manusia normal berpikir bahwa mereka butuh hiburan, santai, humor. Isi pesan biasa dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan juga aspek hiburan agar audiens juga menikmati. Hiburan berisi kenyataan, pengalaman manusia, kehidupan nyata, banyak media tidak memanfaatkan aspek sehingga mereka gagal menjalankan fungsi.

2.4  Teknik pengelolaan pesan.
Ada 2 model dalam penyusunan pesan, yakni penyusunan pesan yang bersifat informatif dan penyusunan bersifat persuasif.

1.    Penyusunan pesan bersifat informatif
Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi, sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon yang kurang populer di kalangan masyarakat.
Ada 4 macam penyusunan pesan bersifat informatif:
1)    Space Order
Penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti: Internasional, Nasional dan Daerah.
2)    Time Order
Penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.
3)    Deductive Order
Penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus, misalnya: Penyusunan GBHN
4)    Inductive Order
Kebalikan dari Deductive Order, Penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal khusus kepada yang bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif biasanya banyak dilakukan dalam layanan iklan masyarakat ketika ada program pemerintah baru yang ingin masyrakat sekedar tahu saja dulu, sebelum kemudian pesan tersebut akan berlanjut dalam proses tuntutan untuk seperti dalam pesan tersebut. Contoh misalnya, program kartu jakarta sehat kemarin di Jakart, sebelum jakarta sehat diberlakukan, pemerintah giat dalam memperkenalkan Kartu Jakarta Sehat.
2.    Penyusunan pesan bersifat persuasif
Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh karena itu penyusunan pesan yang bersifat persuasif mrmiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain:
a.       Fear Appeal
Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan pada khalayak
b.      Emotional Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak. Bentuk lain dari emotional appeal ialah propoganda.
c.       Reward Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji pada khalayak. Mengenai metode reward appeal, Heilman dan Garner (1975) dalam risetnya menemukan bahwa khalayak cenderung menerima pesan atau ide yang penuh janji-janji daripada pesan yang disertai ancaman.
d.      Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu.
e.       Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan tetapi diusahakan jangan sampai terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin disampaikan.
Penyusunan bersifat persuasif ini sangat efektif untuk membujuk masyrakat dalam penyampaian pesan kesehatan. Sebagai komunikator atau sumber pesan akan sangat terbantu dalam bentuk penyusunan seperti ini, karena masyrakat akan lebih cepat meresap pesan dan menerapkannya dalam kehiudpan sehari-hari.
2.5  Pesan verbal dan non verbal
            Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal.
a)      Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
Terutama dalam konsep komunikasi kesehatan, komunikasi verbal yang palig banyak membantu dalam proses komunikasi  kesehatan, karena kebanyakan masyrakat selalu ingin tahu terhadap hal baru, sehingga mereka akan menyimak dengan baik jika hanya sekedar ingin tahu tentang informasi terbaru, apalagi yang berkaitan dengan kesehatan.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

1.      Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a.       Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b.      Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
c.       Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
2.      Kata
Kata merupakan lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
b)     Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga.
Tindakan/perbuatan. Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya, melayani pasien tanpa senyum, menutup pintu dengan kasar. Semua itu mengandung makna tersendiri.
Objek. Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.
Hal menarik dari komunikasi nonverbal ialah studi Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal.
Oleh sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a.       Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
b.      Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
c.       Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d.      Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.

c)      Fungsi Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan-perbedaan, namun keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk memproduksi makna yang komunikatif.
Secara historis, kode nonverbal sebagai suatu multi saluran akan mengubah pesan verbal melalui enam fungsi: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti (substitution), pengaturan (regulation), penekanan (accentuation) dan pelengkap (complementation). Dalam tahun 1965, Paul Ekman menjelaskan bahwa pesan nonverbal akan mengulang atau meneguhkan pesan verbal. Misalnya dalam suatu lelang, kita mengacungkan satu jari untuk menunjukkan jumlah tawaran yang kita minta, sementara secara verbal kila mengatakan "satu'.
Pesan-pesan nonverbal juga berfungsi untuk mengkontradiksikan atau menegaskan pesan verbal seperti dalam sarkasme atau sindirian-sindiran tajam. Kadang-kadang, komunikasi nonverbal mengganti pesan verbal. Misalnya, kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata "menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan.
Fungsi lain dari komunikasi nonverbal adalah mengatur pesan verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi dalam suatu cara yang sesuai dan halus, seperti misalnya anggukan kepala selama percakapan berlangsung. Selain itu, komunikasi nonverbal juga memberi penekanan kepada pesan verbal, seperti mengacungkan kepalan tangan. Dan akhirnya fungsi komunikasi nonverbal adalah pelengkap pesan verbal dengan mengubah pesan verbal, seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia kita. Pemikiran   yang   sama   juga   diungkapkan   oleh Samovar (Ilya Sunarwinadi, Komunikasi Antar Budaya), bahwa dalam suatu peristiwa komunikasi, perilaku nonverbal digunakan secara bersama-sama dengan Bahasa verbal:
a.       Perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan  verbal.Misalnya menyatakan terima kasih dengan tersenyum.
b.      Perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Misalnya menyatakan tempat yang harus diberi injeksi oleh dokter kepada pasien dengan menjelaskan "saya akan menyuntik sekali lagi dilengan anda", kemudian mengulang pesan yang sama dengan menunjuk posisi yang akan diinjeksi.
c.       Tindak komunikasi nonverbal melengkapi pernyataan verbal, misalnya menjelaskan akan pentingnya menjaga kesehatan dengan tidak merokok dengan memperlihatkan gambar atau foto penderita penyakit akibat merokok.
d.      Perilaku nonverbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal. misalnya menyatakan rasa senang dengan memeluk anggota keluarga yang sembuh dari penyakit dan akan segera keluar dari ruang perawatan.
Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan struktur percakapan. Karenanya, komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat terhadap orang lain.  
Sehingga komunikasi nonverbal begitu berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh masyrakat. Pengelolaan pesan dalam komunikasi kesehatan dikhususkan agar bagaimana caranya aagar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya (Prof. Drs. Onong Uchjana E, MA; Dinamika Komunikasi. 2008:7), yakni :
a.       Dampak kognitif
Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sinipesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.
b.      Dampak afektif
Dampakafektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, takut dan sebagainya.
c.       Dampak behavioral
Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
            Untuk contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari sebuah iklan bahaya rokok. Foto dan informasi tentang bahaya rokok yang ditampilkan disebuah billboard lengkap dengan foto hasil bedah seorang perokok yang menampilkan isi dan bagian-bagian tubuh yang rusak akibat dari rokok. Iklan tersebut dapat menimbulkan berbagai efek. Jika seseorang hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian menjadi tahu, maka dampaknya hanay berkadar kognitif saja. Apabila ia merasa takut atau ngeri dengan efek yang ditimbulkan rokok tersebut, maka iklan tersebut menimbulkan dampak afektif. Tetapi kalau pembaca yang takut dan ngeri itu tersadar akan bahaya rokok dan mulai berhenti merokok maka pesan kesehatan tadi menimbulkan efek behavioral.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif, perilaku kesehatan masyrakat dengan menggunakan berbagai prinsip & metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal, kelompok massa dan lain-lain.
Isi pesan dapat berupa ide/gagasan, perintah, informasi, dan ungkapan perasaan. Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat dipahami (decodable) oleh komunikan secara utuh dan tidak menimbulkan bias atau distorsi pesan.
Hakikat pesan adalah sifatnya yang abstrak. Anda tidak tahu apa yang ada di benak seseorang sampai dia  mewujudkan pesan yang abstrak itu menjadi konkrit.
Ada beberapa kategori dari fungsi/ isi pesan yang disampaikan dalam komunikasi kesehatan, yang antara lain sebagai berikut ini :
-          Fungsi mengawasi lingkungan,
-          Fungsi korelasi,
-          Transmisi, dan
-          Hiburan.
Ada dua tekhnik pengelolaan pesan yakni penyusunan pesan bersifat informatif dan penyusunan pesan bersifat persuasif, keduanya sangat membantu dalam proses penyampaian pesan komunikasi kesehatan. Dimana penyusunan bersifat infomatif adalah untuk memberikan informasi-informasi kesehatan melalui iklan dan penyusunan pesan bersifat persuasif yang merupakan tindak lanjut dari penyusunan pesan bersifat informatif, selain untuk membuat khalayak tahu  atas informasi kesehatan, juga diharapkan bisa membujuk untuk berprilaku hidup sehat melalui iklan tersebut.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata, lebih ke ekspresi. Dalam komunikasi verbal terdapat dua unsur penting, yaitu bahasa dan kata. Dalam komunikasi nonverbal terdapat beberapa unsur penting, yaitu: bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
3.2  Kritik dan Saran
Penyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tak akan pernah luput dari salah, sehingga penyusun sangat berharap kritikan dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah berikutnya.





Dafar Pustaka
Effendy, M.A. Prof. Drs. Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo Persada
Jufri. M.Si, Drs. Muhammad. 2012. Komunikasi Kesehatan. Palu (Modul Pembelajaran Jurusan Ilmu Komunikasi)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

mengenal lebih dalam tentang promosi dan periklanan

Makalah Promosi