JURNALISME KENABIAN (PROPHETIC JOURNALISM): MEMENUHI PANGILAN NURANI*
beberapa
hari ini begitu banyak peberitaan tentang banyak hal yang ternyata
membuat saya pribadi merasa bahwa banyak yang tidak lagi mengikuti
kaidah penyajian produk jurnalis yang berbeda dari apa yang aku dapat di
bangku kuliah saat ini, apalagi saat ini sedang gencar-gencarnya
pemberitaan tentang calon presiden Indonesia yang akan di pilih pada
tanggal 9 Juli 2014 mendatang. Apakah ilmu yang saya dapat
tidak up date? atau ilmu jurnalistik itu sendiri sudah mengalami
perkembangan ? (eh,sama aja kali ya, he he he.. ) well, mari kita cek
bersama tulisan di bawah ini, semoga bisa menjadi inspirasi untuk
kawan-kawan yang mencintai jurnalistik sama seperti saya, tulisan ini
sendiri dikutip dari sumber yang terpercaya dan percaya kepadasaya untuk
dipelajari, makanya saya share di sini biar kita semua dapat belajar
bersama dan semoga gak ada yang nuntut royalti dengan ilmu yang di bagi
sebagai imbalannya adalah pahala fardhu kifayah, in syaa Allah.. amin ya
Rabb ! cek yuk..
JURNALISME KENABIAN (PROPHETIC
JOURNALISM):
MEMENUHI PANGILAN NURANI*
Oleh : Parni Hadi*
1. Pada awalnya adalah CINTA, berkat CINTA
dunia dan kehidupan ini ada dan berkembang sampai sekarang.
2. Salah satu bukti dari CINTA adalah
PEDULI (KEPEDULIAN).
3. PROPHET = NABI, manusia yang dipilih ALLAH, TUHAN YANG MAHA ESA,
menjadi utusan-Nya untuk membimbing umat manusia menuju KEBAHAGIAAN HIDUP lahir
dan batin dunia dan akhirat berdasar CINTA atau KASIH SAYANG.
4. Jurnalisme adalah kegiatan untuk menyampaikan
pesan (gagasan/ ide dan informasi) dalam bentuk tulisan, gambar dan suara yang
meliputi proses pencarian, pengumpulan, pengolahan dan penyebaran/penyiarannya
kepada orang banyak atau publik.
5. Jurnalisme digerakkan oleh orang
(-orang) yang peduli akan kepentingan orang banyak (publik). Seseorang tertarik
atau terpanggil memasuki dunia jurnalisme atau menjadi jurnalis (praktisi
media) pada umumnya karena digerakkan oleh keinginan untuk peduli dan berbuat demi
kepentingan orang banyak.
6. Keinginan untuk berbuat demi
kepentingan orang banyak itu didorong oleh bisikan HATI NURANI (a call from within) yang tumbuh
berkembang berkat KEYAKINAN akan KEBENARAN ajaran AGAMA, IDEOLOGI, NILAI-NILAI LUHUR
dan KEARIFAN UNIVERSAL.
7. Seorang jurnalis (wartawan) umumnya
adalah seorang IDEALIS dan sekaligus HUMANIS.
8. Syarat-syarat menjadi wartawan
profesional:
a. Memiliki keahlian/ketrampilan berkat
pendidikan dan latihan
b. Mematuhi dan melaksanakan Kode Etik Jurnalistik
c. Mendapat gaji/imbalan yang layak sebagai
sumber penghidupan utama.
9. Tingkat-tingkat
wartawan:
a. PERAKIT, penyusun data, kata-kata dan
gambar menjadi kalimat dan cerita.
b. PEKERJA INTELEKTUAL (membedakan benar
dan salah, logika)
c. PEKERJA HATI NURANI (menjunjung
kemuliaan budi pekerti)
Pada setiap tingkatan, intelektualitas
dan hati nurani terlibat, makin lama kadarnya dapat makin tinggi.
10. Di samping berkat pendidikan dan
pelatihan, keberhasilan seorang wartawan juga ditentukan oleh
pengolahan/pengasahan bakat/talenta yang dimilikinya dan pengalaman kerjanya.
Pendidikan dan pelatihan mengaktualisasikan potensi otak, sedangkan
bakat/talenta berkaitan dengan seni. Jurnalisme adalah KOMBINASI antara ILMU
dan SENI (SCIENCE and ART).
11. PROPHETIC JOURNALISM (JURNALISME PROFETIK) atau JURNALISME
KENABIAN adalah jurnalisme yang mengemban
TUGAS KENABIAN, yakni menyampaikan pesan-pesan untuk berbuat kebaikan dan
menghindari kejahatan berdasar nilai-nilai luhur ajaran Agama dan Kearifan
Universal yang sumber utamanya adalah CINTA.
12. JURNALISME KENABIAN tidak terbatas pada
ajaran agama tertentu, tapi pada seluruh ajaran agama dan orang-orang suci yang
bertujuan membawa umat manusia kepada kemuliaan hidup dan menghindari kehinaan
dengan cara:
Ø mengungkapkan KEBENARAN (TRUTH), untuk:
Ø menegakkan KEADILAN (JUSTICE) untuk:
Ø mewujudkan KESEJAHTERAAN (PROSPERITY) demi:
Ø menciptakan PERDAMAIAN (PEACE) yang berdasar:
Ø NILAI-NILAI KEMANUSIAAN UNIVERSAL (HUMANITY).
13. Wartawan yang mengemban jurnalisme
kenabian adalah
a. orang yang TERCERAHKAN (ENLIGHTENED)
b. orang yang TERPANGGIL/TERPILIH (CHOSEN)
c. orang yang YAKIN (CONVINCED)
d. orang yang berKOMITMEN untuk BERBUAT (COMMITTED TO ACT)
14. Wartawan profetik adalah orang yang
sadar akan panggilan HATI NURANI (CONSCIENCE)
dan melakukan sesuatu berdasarkan KEYAKINAN untuk BERAKTUALISASI DIRI
(mengaktuliasikan seluruh potensi-nya: energi, inteligensi, emosi dan
nuraninya) sebagai IBADAH/BERBUAT KEBAIKAN. Ia bekerja BUKAN HANYA untuk
mencari GAJI/PENGHASILAN dan atau PUJIAN/POPULARITAS.
15. Wartawan profetik berani mengambil RISIKO
demi keyakinannya akan KEBENARAN dan KEADILAN demi mewujudkan KESEJAHTERAAN,
PERDAMAIAN bagi SELURUH UMAT MANUSIA, tanpa memandang JENIS KELAMIN, SUKU, RAS,
BANGSA, NEGARA dan AGAMA.
16. Bagi wartawan yang beragama Islam, ada empat akhlak mulia Nabi Muhammad SAW yang dapat
dipedomani dalam menjalankan profesinya, yakni:
a. SHIDIQ (mengungkapkan KEBENARAN),
b. TABLIGH( menyampaikan dengan cara yang
MENDIDIK)
c. AMANAH (dapat DIPERCAYA)
d. FATHONAH (dengan KEARIFAN)
17. Islam menyeru pemeluknya untuk berbuat
kebaikan dan memerangi kebatilan (amar makruf nahi munkar). Jadi, sekalipun
mengutamakan pendekatan Cinta atau Kasih Sayang, seorang wartawan profetik
tidak berarti harus bertoleransi dengan kebatilan dan kezaliman yang menyengsarakan
orang banyak seperti KORUPSI.
18. Hal itu diwujudkan melalui LAPORAN
INVESTIGASI (INVESTIGATIVE REPORTING) yang fair
dan Laporan yang mencari SOLUSI dan MENDAMAIKAN (PROBLEM-SOLVING, PEACEFUL REPORTING).
19. Jurnalisme Profetik melahirkan Karya Jurnalistik,
yang berfungsi:
a. Memberi INFORMASI (INFORMING), sehingga publik mengetahui
b. MENDIDIK/MENCERDASKAN (EDUCATING)
c. MENGHIBUR (ENTERTAINING)
d. MEMBERI ADVOKASI (ADVOCATING)
e. MENCERAHKAN (ENLIGHTENING)
f. MEMBERDAYAKAN (EMPOWERING).
20. Tahapan proses mewujudnya insan
Jurnalis Profetik adalah sbb:
a. CINTA, yang melahirkan:
b. KEPEDULIAN, yang memerlukan:
c. KEBEBASAN, untuk melahirkan:
d. KEMANDIRIAN, untuk mengungkapkan:
e. KEBENARAN, guna menegakkan:
f. KEADILAN, demi mewujudkan:
g. KESEJAHTERAAN, agar tercipta:
h. PERDAMAIAN, yang berdasar:
i. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN UNIVERSAL, demi
mewujudnya:
j. RAHMAT TUHAN UNTUK SELURUH DUNIA (Rahmatan lil alamin)
21. Agar bisa mengemban tugas jurnalisme
kenabian dengan baik, seorang wartawan harus terus melakukan:
a.
OLAH RAGA secara teratur biar tetap bugar
b.
OLAH PIKIR untuk meningkatkan kecerdasan intelektual
dengan banyak membaca dan menulis
c.
OLAH RASA untuk meningkatkan Kecerdasan Sosial
d.
OLAH HATI/OLAH SPIRITUAL untuk mendapatkan Kecerdasan Spiritual
melalui Dzikir, Kontemplasi, Perenungan, Tafakur, Refeleksi dan Instropeksi
agar batin terasah untuk SELALU BERTANYA (A
QUESTIONING MIND) UNTUK BERBUAT YANG TERBAIK BAGI KEMANUSIAAN SEBAGAI
IBADAH.
22. Seorang wartawan profetik adalah
seorang Pembaharu (Reformer), seorang
Pejuang (Fighter) dan after all a messenger of LOVE (penyampai
CINTA).
* Memulai karir
sebagai Wartawan ANTARA tahun 1973, Dirut RRI (2005-2010), Pemimpin Umum/ Pemred
ANTARA (1998-2000), Pemimpin Umum/Pemred Republika (1993-2001), Sekjen PWI
(1993-1998), Sekjen Organisasi Kantor-kantor Berita Asia Pacifik (OANA),
1988-1991. Pemimpin Umum Majalah SwaraCinta (The Voice of Love), 2011-sekarang.
Komentar
Posting Komentar