Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif
PENELITIANJENIS- JENIS PENELITIAN KUANTITATIF
DAN PENELITIAN KUALITATIF
A.
PENELITIAN
KUANTITATIF
Penelitian
kuantitatif adalah penelitin yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian
kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting
dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun
populasi yang besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui
rumus-rumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya didominasi
oleh peran statistik. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum (teori)
ke hal khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya.
1. Metode deskriptif berkesinambungan
(continuity descriptive research)
Metode
Deskriftif adalah kerja penelitian yang dilakukan secara terus menerus atas
suatu obyek penelitian. Seringkali dilakukan dalam penelitian masalah-masalah
sosial, yang melihat fenomena-fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial yang
dilihat perkembangannya secara menyeluruh dan berkesinambungan dalam waktu yang
cukup lama. Dengan memperhatikan secara detail perubahan yang dinamis dalam interval tertentu, maka generalisasi
suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Misalkan penelitian
ingin melihat pengaruh pembelajaran terhadap prestasi mahasiswa. Penelitian
dilakukan selama 4 tahun. Tekhnik dilakukan secara panel, yaitu wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang sama
pada situasi yang berbeda. Data yang diinginkan bisa saja kuantitatif, seperti
Indek Prestasi (IP), jumlah tatap muka perkuliahan setiap semester, atau
lainnya, seperti kepuasan mahasiswa pada proses pembelajaran, pe nguasaan dosen
pada materi, relevansi mata kuliah dengan spesialisasi dosen, dan sebagainya.
2. Penelitian komparatif (casual comparative research)
Penelitian
Komparatif adalah jenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara
mendasar tentang sebab-akibat dengan
menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu fenomena
tertentu. Jangkauan waktunya adalah sekarang, kalau waktu yang lalu maka ia
disebut penelitian sejarah. Penelitian ini memang sangat sulit untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar perbandingan, sebab penelitian
komparatif tidak mempunyai kontrol. Dan akan semakin sulit jika kemungkinan
hubungannya semakin banyak. Penelitian komparatif banyak sekali dilakukan jika
metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Misalnya penelitian ingin
mengetahui sebab-akibat hubungan antara prestasi mahasiswa dengan rajinnya
mereka ke perpustakaan, ketenangan belajar, proses pembelajaran dan sebagainya.
Metode penelitian komparatif bersifat ex
post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang
dikumpulkan telah selesai berlangsung. Penelitian dapat melihat akibat dari
suatu fenomena dan menguji hubungan sebab-akibat dari data yang tersedia.
Keunggulan penelitian komparatif adalah : (i) dapat mensubstitusikan metode
eksperimental karena sukar diadakan kontrol, apabila variabel kontrol dapat
menghalangi penampilan fenomena secara normal, dan penggunaan laboratorium
sebab kendala teknik, keuangan, etika dan normal; dan (ii) adanya teknik
perhitungan dengan statistik untuk peramalan (forcast), perkiraan (estimade),
serta korelasi antar variabel. Kelemahannya adalah : (i) tidak mempunyai
kontrol terhadap variabel bebas (independent
variable) karena bersifat ex post
facto. Peneliti hanya memegang penampilan variabel apa adanya, (ii) sukar
memperoleh kepastian, (iii) faktor-faktor penyebab tidak bisa kerja secara
bebas karena berkaitan dengan lainnya, (iv) terdapat hubungan antar dua faktor,
dan (v) bisa mengkategorisasikan subyek dalam dikotomi (misalnya dalam
demokrasi dan otoriter, pandai-bodoh, laki-laki-perempuan, dan sebagainya)
untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambil keputusan dan
kesimpulan yang salah akibat
kategori-kategori dikotomis yang dibuat mempunyai sifat kabur,
samar-samar, menhendaki value judgement dan
tidak kokoh.
3. Metode Korelasi
Metode
Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan
untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4.
Metode
survei
Metode
Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik
tentang intitusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu
daerah. Seperti penelitian respon mahasiswa jurusan Agama terhadap mata kuliah
kewirausahaan. Banyak sekali masalah dapat diteliti dengan menggunakan metode
survei, termasuk bidang produksi, pemasaran, tenaga kerja, komunikasi,
usahatani, pendidikan, dan sebagainya.
5. Metode
Ex post Facto
Metode Ex Post Facto
adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan
sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab
akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan
variable tertentu
6. Metode Eksperimental
Metode
eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan (artical condition). Penelitian eksperimental terbagi menjadi dua,
yakni penelitian eksperimental sungguhan (true
experimental research) dan semu (quasi
experimental research). Eksperimental sungguhan adalah penelitian bermaksud
mencari kemungkinan hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakuan khusus
terhadap kelompok percobaan dan membandingkannya dengan kelompok banding. Nazir
(1999) memberikan perbandingan sebagaimana bisa dilihat pada Tabel 3.3.
Sedangkan
penelitian eksperimental semu adalah penelitian mencari hubungan sebab akibat
kehidupan nyata, di mana pengendalian perubahan sulit atau tidak mungkin
dilakukan, pengelompokkan secara acak mengalami kesulitan, dan sebagainya.
Misalnya, classroom-experimental, eksperimen
dengan modul, penerapan behavior-conditioning
dalam manajemen dan penguasaan kelas. Variabel-variabel yang sering
diteliti adalah tentang kepribadian, kematangan, perilaku, dan sebagainya.
Tujuan
penelitian eksperimental adalah menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat
serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan (treatment) pada
beberapa kelompok eksperimental dan penyelidikan kontrol untuk perbandingan.
Penelitian eksperimental dapat mengubah teori-teori yang telah
usang.percobaan-percobaan dilakukan untuk menguji hipotesa serta untuk
menemukan hubungan kasual yang baru.
Perbedaan
penelitian eksperimental dan ex post
facto. Penelitian ex post facto adalah
penyelidikan secara empiris yang sistematik di mana peneliti tidak mempunyai
kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (independent variabel) karena manifestasi fenomena telah terjadi
atau karena fenomena suka dimanipulasikan. Inferensi tentang hubungan antar
variabel dibuat tanpa entervensi langsung, tetapi variasi yang seiring (concomitant variation) dari variabel
bebas dengan varibel independen.
Tabel 3.3. : Metode Eksperimen
Sungguhan dan Semu
METODE
EKSPERIMEN SUNGGUHAN
|
METODE
EKSPERIMEN SEMU
|
Menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain di mana secara nyata ada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dan membandingkan hasil perlakuan
dengan kontrol secara ketat. Validitasi internal dan eksternal cukup utuh.
|
Metode
yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan
kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam
menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batas-batas yang
ada
|
Contoh
:
Penelitian
tentang pengaruh sistem kuliah dengan metode pembelajaran ((kelompok A) dan metode belajar mengajar (kelompok B) terhadap penguasaan materi.
Kelompok A dan B dikontrol secara ketat dan cermat. Pembelajaran adalah
metode mahasiswa aktif dosen sebagai mediator. Metode belajar mengajar :
mahasiswa pasif dan dosen yang aktif.
|
Contoh
:
Penelitian
tentang pengaruh sistem kuliah dengan metode pembelajaran (kelompok A) dan metode belajar mengajar (kelomok B) terhadap penguasaan materi. Kelompok
A dikontrol secara ketat dan cermat sedangkan kelompok B diambil secara random (acak). Memang kebanyakan
perkuliahan dilakukan dengan metode belajar-menagajar. Dosen diposisikan
sebagai pihak yang tahu segalanya saat perkuliahan.
|
Sumber
: Nazir (1999) hal.: 87
(dimodifikasi)
B. PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang memecahkan masalahnya dengan menggunakan data
empiris. Baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif desainnya sama,
yang membedakan adalah kemauan dan kepentingan peneliti itu sendiri. Perlu
diingat, bahwa tidak semua seluruhnya dari penelitian kuantitatif menggunakan
desain yang tidak beda jauh dengan desain penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif dengan format deskriptif itulah yang desainnya mirip dengan desain
penelitian kuantitatif.
Metode
kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif
dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam
menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingakaran
alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan[3] fenomena-fenomena bagaimana orang
mencari makna daripadanya. Para peneliti kualitatif membuat gambaran yang
kompleks, dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari kacamata para informan.
Beberapa peneliti kualitatif mengadakan diskusi terbuka tentang nialai-nilai
yang mewarnai narasi. Peneliti interaktif mendeskripsikan konteks dari studi,
mengilustrasikan pandangan yang berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan
merevisi pertanyaan berdasarkan pengalaman di lapangan.
Kualitatif Interaktif
|
Kualitatif Non Interaktif
|
Etnografis
|
Analisis Konsep
|
Fenomenologis
|
Analisis Kebijakan
|
Historis
|
Analisis Historis
|
Studi Kasus
|
|
Teori Dasar
|
|
Studi Kritis
|
Ada lima macam metode penelitian kualitatif interaktif, yaitu metode
etnografis, biasa dilaksanakan dalam antropologi[4] dan sosiologi,[5] metode fenomenologis digunakan dalam
psikologi[6] dan filsafat, studi kasus
digunakan dalama ilmu social dan kemanusiaan serta ikmu terapan, teori
dasar (grounded theory) digunakan dalam sosiologi, dan studi
kritis digunakan dalam berbagai bidang ilmu, metode-metode interaktif ini bisa
difokuskan pada pengalaman hidup individu seperti dalam fenomenologi, studi
kasus, teori dasar, dan studi kritis, bisa juga berfokus pada masyarakat dan
budaya seperti dalam etnografi dan beberapa studi kritikal.
Diantara model umum dari penelitan yang digunakan oleh ilmuan social, etnografi
adalah sama dengan antropologi dan secara khusus dengan fungsi teori structural
yang bersifat preskriptif. Etnografi terkait dengan konsep budaya (cultural
concept). Dengan demikian etnograpi adalah analisis deskripsi atau
rekonstruksi dari gambaran dalam budaya dan kelompok (reconstruction of
intact cultural scenes and group). Studi Etnogarafis (ethnographic
studies) yaitu mendeskripsikan dan menginter-pretasikan budaya, kelompok
sosial atau system. Dalam pendidikan dan kurikulum, difokuskan pada salah satu
kegiatan inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis
kompetensi, pembelajaran kontekstual, dsb. Proses penelitian etnografi
dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan
wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk
kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan bend-benda
(artifak). Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi etnografi
biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa kepercayaan, ritual, dan
cara-cara hidup. Hasil akhir akhir penelitian bersifat komperhensif, suatu
naratifdeskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang
mengintergretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan menggambarkan
kompleksitas kehidupan tersebut. Beberapa peneliti juga melakukan penelitian
mikro-etnografi penelitian difokuskan pada salah satu aspek saja.
Studi Fenomenologis mempunyai dua makna. Sebagai filsafat sains dan sebagai
metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari
pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep,
pendapat, pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari
atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama
dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan terhadap
pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan menggunakan wawancara.
Penggunaan pendekatan ini dimulai dengan sikap diam, ditunjukkan untuk
menelaah apa yang sedang dipelajari. Cara fenomenologi menekankan berbagai
aspek subjektif dari prilaku manusia, selanjutnya peneliti berusaha memahami
bagaimana subjek meberi arti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di
sekitar kehidupannya. Peneliti percaya bahwa berbagai cara manusia untuk
menginpretasikan pengalamannya lewat interaksi orang lain.
Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa
yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan
sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian yang
tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman,
seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan
dan dokumen-dokumen. Penelitian historis menggunakan pendekatan metode dan
materi yang mungkin sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan fokus,
tekanan dan sistematika yang berbeda. Beberapa peneliti juga menggunakan
pendekatan dan metode ilmiah (positivitis) seperti mengadakan pembatasan
masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis dan
generalisasi, walaupun sudah tentu dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Salah satu ciri khas dari penelitian historis adalah periode waktu: kegiatan,
peristiwa, karakteristik, nilai-nilai kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan
dikaji dalam konteks waktu.
Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu “kesatuansistem”. Kesatuan ini dapat berupa program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu,
atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk
kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri
yang berbeda dengan kasus lainnya. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit
atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu
orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor
kecamatan, dsb. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan
kearah mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.
Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori
dasar (grounded theory)merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan
atau minimal menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian dilakukan dengan
menggunkan kualitatif. Walaupun penelitian kualitatif memberikan deskripsi yang
bersifat terurai, tetapi dari deskripsi tersebut diadakan abstraksi atau
interensi sehingga diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang mendasar yang membentuk
prinsip dasar, dalil atau kaidah-kaidah, kumpulan dari prinsip, dalil atau
kaidah tersebut berkenaan dengan sesuatu hal dapat menghasilkan teori baru,
minimal memperkuat teori yang telah ada dalam hal tersebut. Penelitian dasar
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diadakan
cek-ricek ke lapangan, studi pembandingan antar kategori, fenomena dan situasi
melalui kajian induktif, deduktif dan verifikasi sampai pada titik jenuh. Pada
titik ini peneliti memilih mana fenomena-fenomena inti dan mana yang tidak
inti. Dari fenomena-fenomena inti tersebut dikembangkan “alur konsep” serta
“matriks kondisi” yang menjelaskan kondisi sosial dan historis dan
keterkaitannya dengan fenomena-fenomena.
Penyusunan teori dari bawah (TDB) menurut Pandit yang dikutip oleh
Moloeng, terlebih dahulu memahami tiga unsur dasar TDB yaitu: konsep, kategori,
dan proposisi. Konsep adalah satuan kejadian dasar karena hal itu dibentuk dari
konseptualisasi data, bukan data itu sendiri, yang berdasarkan hal itu teori itu
disusun. Unsur kedua adalah kategori yang didefinisikan sebagai berikut:
kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep yang
mereka wakili. Kategori itu diperoleh melalui proses analisis yang sama dengan
jalan membuat perbandingan dengan melihat kesamaan atau perbedaan yang
digunakan untuk menghasilkan konsep-konsep yang lebih rendah. Kategori adalah
landasan dasar penyusunan teori. Kategori memberikan makna yang olehnya teori
dapat diintegrasikan. Kita dapat menunjukkan bagaimana pengelompokkan konsep
konsep membentuk kategori dengan jalan melanjutkan contoh yang dikemukakan
diatas. Unsur ketiga dari TDB adalah proposisi yang menunjukkan
hubungan-hubungan kesimpulan. Antara satu kategori dan konsep-konsep yang
menyertainya dan diantara kategori-kategori yang diskrit, unsur ketiga ini
dinamakan ‘hipotesis’.
Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca
modern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para
peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas,
status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll. Peneliti feniminis dan etnis
memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah gender dan ras, sedang peneliti
pasca modern dan kritis memusatkan pada institusi social dan kemasyarakatan.
Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian
tindakan, etnografi kritis, dan penelitian fenimisme. Ada hal yang perlu
mendapat perhatian dalam penelitian kritis.
1.1
Pertama
Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun
masing--masing mempunyai implikasi metodelogis. Model studinya berbeda dalam
tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, pereanan peneliti, format
laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih.
1.2
Kedua
Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu
kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian
eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi maupun pembandingan.
Dalam penelitian kualitatif kasus adalah satu kesatuan kasus atau fenomena yang
diteliti secara mendalam dan utuh.
Penelitian kualitatif non interaktif (non interactive inquiry) disebut
juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen.
Sesuai dengan namanya penelitian ini tidak menghimpun data secara interaktif
melalui interaksi dengan sumber data manusia. Melainkan, Peneliti menghimpun,
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan
interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat diamati. Sumber datanya adalah dokumen-dokumen. Ada tiga
macam penelitan analitis atau studi non interaktif, yaitu analisis: konsep,
historis dan kebijakan.
Analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep
penting yang diinterpretasikan pengguna atau plaksana secara beragam, sehingga
banyak menimbulkan kebingungan, contohnya: cara belajar aktif, kurikulum
berbasis kompetensi, wajib belajar, belajar sepanjang hayat dan lain-lain.
Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah
dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada
menganalisis peristiwa kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan dalam urutan
waktu.
Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan
kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir
sekolah, pembiayaan pendidikan, dsb. Pengkajian diarahkan untuk menemukan
kedudukan, kekuatan, makna dan keterkaitan Antar dokumen, dampak, dan
konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Penelitian
kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlalu
sekarang, dan diarahkan untuk:
1) Meneliti formulasi kebijakan,
sasarannya siapa-siapa saja,
2) Menguji pelaksanaan suatu program
terkait dengan suatu kebijakan,
3) Menguji keefektivan dan kefisienan
kebijakan.
Sumber :
Masyuri dan Zainuddin, M. 2008. “Metodologi Penelitian : Pendekatan praktis
dan aplikatif”. Bandung : PT. Refika Aditama.
http://adz-zahaby.blogspot.com/2013/12/jenis-jenis-penelitian-kualitatif.html
waktu 19:47 Rabu 17 Des 2014
Komentar
Posting Komentar